PUISI

Hujan Sangsi – Erlin Widiana, S.Pd.

Dari balik jendela kulihat seorang musisi mendendangkan tipuan
Di kamarku, aku berdansa dengan kegelapan, saling memeluk dan melilit
Kota ini basah oleh rintik kesangsian
Para orangtua memasangkan mantel pada anak-anaknya
Sedang aku menggigil dalam balutan jaket tua ayah

Ruangan ini berdinding rahim ibu
Padanya tersimpan api yang tak mencipta abu
Aku keluar ke jalan
Berpayung amuk, berlindung dari cahaya bulan
Kakiku menyusuri jalanan becek berbau apak
Telapakku tak beralas, kepalaku bertudung dendam

Pada lipatan langit kulihat rindu yang tak hadir di teras rumah
Pada asap kretek gelandangan kuhirup aroma masakan yang tak ada di dapur ibu
Pada kidung dari menara masjid kudengar kasih yang tak berkhianat

Penulis: Erlin Widiana, S.Pd.

Get 30% off your first purchase

X
Scroll to Top